Up To Date

Hujan Radiasi Guyur Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID,BOSTON - Pejabat kesehatan Amerika Serikat mengatakan bahwa satu sampel air hujan Massachusetts telah terkontaminasi radiasi dalam level rendah. Radiasi itu kemungkinan besar dari pembangkit listrik tenaga nuklir Jepang yang rusak awal bulan ini akibat gempa dan tsunami.
John Auerbach, komisaris kesehatan masyarakat Massachusetts, mengatakan bahwa unsur radioiodin-131 ditemukan dalam sampel hujan dalam kadar rendah. Itu merupakan salah satu dari 100 lebih sampel yang telah diambil di seluruh negeri. Dia mengatakan pasokan air minum di negara bagian itu tidak terpengaruh. Pejabat tidak mengharapkan adanya masalah kesehatan.
Nevada dan negara-negara Barat lainnya juga telah melaporkan jumlah sangat kecil radiasi. Tetapi, para ilmuwan mengatakan bahwa tidak ada risiko kesehatan.
Departemen Kesehatan Masyarakat Massachusetts mengatakan sampel diambil pada Ahad terakhir. Tapi, mereka tidak mengatakan lokasi pengambilan sampel air hujan tersebut. Pengujian merupakan bagian dari jaringan Lingkungan US Protection Agency yang memantau untuk radioaktivitas.
Pejabat Negara mengatakan pengujian serupa dilakukan di California, Pennsylvania, Washington dan negara-negara bagian lainnya. Hasil pengujian menunjukkan tingkat sebanding I-131 dalam hujan.
''Massachusetts minggu lalu melakukan pengujian sampel dari Quabbin dan waduk Wachusett dan tidak menunjukkan tingkat terdeteksi I-131, kata pejabat kesehatan.
Namun Sekretaris Energi dan Lingkungan Hidup, Richard K. Sullivan Jr, mendesak Departemen Perlindungan Lingkungan Hidup untuk mengumpulkan sampel tambahan untuk pengujian dari beberapa badan air di Massachusetts. Hasil akan tersedia selama beberapa hari berikutnya.


Selly Penipu Cantik Dijemput Polda Bogor

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR - Selly Yustiawati (27) penipu berparas cantik asal Jakarta yang ditangkap aparat Polsek Denpasar Selatan di sebuah hotel di Kuta, Bali, Senin dijemput oleh aparat Polres Bogor Kota.
Selly yang sejak tahun 2010 menjadi buronan polisi (DPO) itu dijemput oleh sejumlah polisi dari kepolisian di Jawa Barat
tersebut guna menjalani proses hukum selanjutnya.
"Kami datang ke sini atas perintah Kapolres Bogor Kota untuk menjemput Selly. Kami telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian di Bali ini untuk mengamankan yang bersangkutan," ujar Kasubnit Reskrim Polres Bogor Kota, Ibda Nasrudin.
Sementara itu, pacar Selly berinisial BM (30) yang sempat ditangkap bersama Selly di Hotel Amaris, Jalan Padma Utara, Kuta, sejauh ini tetap berstatus sebagai saksi. "Kasus Selly tidak ada hubungannya dengan pacarnya. jadi, pacarnya mungkin hanya saksi saja,'' kata Nasrudin. ''Tapi untuk selanjutnya, kami belum tahu. Untuk hukuman akan dikenakan pasal penipuan dengan ancaman kurangan lebih lima tahun penjara.''
Selly yang ramai diperbincangkan di sebuah akun jejaring sosial facebook, ditangkap oleh jajaran Polsek Denpasar Selatan, Sabtu (26/3) sekitar pukul 19.30 Wita saat bersama kekasihnya.
Dari pengakuannya, Selly datang ke Bali sejak Kamis (24/3) dengan maksud kabur dari keluarganya sekaligus berlibur bersama sang pacar, setelah hubungan dengan kekasihnya itu tidak disetujui oleh orang tua BM.
Selly alias Rasella Rahman Taher yang sempat menangis saat ditanya oleh sejumlah wartawan, mengaku jarang berkomunikasi dengan keluarganya di Jakarta. "Semenjak kasus ini, saya jarang pulang. Saya kos di tempat yang tidak diketahui oleh orangtua. Karena rasa takut itu saya tidak berani pulang," ungkapnya sembari mengusap air matanya.
Selly yang memiliki seorang anak perempuan berusia empat tahun hasil pernikahannya dengan mantan suaminya itu mengaku menyesal atas perbuatannya. Namun dia tidak tahu bagaimana cara mengembalikan uang hasil penipuan dari banyak orang, karena jumlahnya sangat besar.
"Saya jadi seperti ini sejak cerai dengan suami. Pekerjaaan saya tidak ada yang benar. Saya nikah 2004 sampai 2006, dan tahun berikutnya resmi cerai karena kasus KDRT. Saya sering dipukuli oleh suami. Saat itu suami saya masih kuliah, sementara saya yang bekerja," ungkapnya.
Wanita cantik lulusan sarjana komunikasi angkatan 2000 ini juga mengaku tidak pernah mengatasnamakan sebagai wartawan Kompas, meski sebagian korbannya merupakan karyawan media ternama itu. "Saya tidak pernah mengaku sebagai wartawan Kompas. Tapi 2009 saya memang bekerja di sana di bagian terima surat-surat. Teman-teman di Kompas ada enam orang yang saya pinjam uangnya, itu pun sudah diselesaikan," katanya.
Hasil penipuan itu diakui digunakan untuk modal bisnis pulsa, namun karena usaha tersebut tidak lancar, Selly akhirnya menyalahgunakan modal tersebut untuk bersenang-senang. "Kalau saya pinjam uang teman, itu pun uangnya tidak saya pakai sendiri. Uangnya saya buat bersenang-senang dengan teman yang meminjamkan uang tersebut," katanya.
Melalui media, Selly menyempatkan diri untuk meminta maaf kepada semua korban dan keluarga yang ditinggalkannya. "Saya minta maaf kepada semua orang yang saya rugikan, juga kepada keluarga. Terutama anak saya yang sejak Desember (2010) sata tinggal," imbuhnya.


Dua Remaja Indonesia Ditangkap Polisi AS, Kebut-kebutan Nabrak Remaja Putri



REPUBLIKA.CO.ID, SANTA CLARA--Dua remaja asal Indonesia, Chandra Deddy Purnama (25 tahun) dan Vincent Christopher Merganoto (19) ditangkap polisi Amerika Serikat. Mereka terlibat aksi kebut-kebutan di jalan dan menabrak remaja putri.
Demikian dikutip MercuryNews, Ahad. Menurut polisi, Chandra dan Vincent mengendarai mobil mereka dengan kencang saat ingin mencari makan di fast food terdekat. "Mereka sepakat kebut-kebutan," demikian laporan polisi yan didapat MercuryNews.
Chandra tinggal di San Francisco. Sementara Vincent tinggal di San Jose. Keduanya menginjak pedal gas mereka dalam-dalam (dalam laporan polisi 112 km/jam) di Bpulevard Kiely, Ahad malam.
Vincent, mahasiswa De Anza College, mengendarai Mercedez Benz dan ia menabrak mobil Honda yang dikemudikan remaja putri berusia 23 tahun. Saat ini kondisi korban sangat kritis karena cidera otak dan jantung.
Vincent didenda sebesar 500 ribu dolar AS. Dia mengaku ke polisi kalau mobilnya melesat dengan kecepatan 112 km/jam di jalan yang seharusnya hanya boleh 56 km/jam. Vincent mengklaim mereka tidak kebut-kebutan. "Mobil Chandra hanya ingin berdampingan dengan mobil saya," katanya.
Chandra saat ini masih ditahan. Ia mengendarai Corvette kuning. Mobilnya tidak terlibat langsung dengan kecelakaan. Chandra mengaku takut melihat kedua mobil mereka melesat sangat kencang. "Saya tidak mau terlibat masalah," katanya. Tapi dia kembali ke lokasi kejadian ketika Vincent menabrak korban, karena tidak ingin diburu polisi.


Kongres PSSI " Gagal"
KPPN Tetap Lanjutkan Kongres

Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) menggelar kongres sendiri untuk memilih Komite Pemilihan dan Komite Banding Pemilihan PSSI di Ballroom Hotel Premiere, Pekanbaru, Riau, Sabtu, 26 Maret 2011.

Setelah berhasil masuk Ballroom Hotel Premiere, 78 anggota KPPN langsung menggelar kongres sendiri untuk memilih Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP) yang akan bertugas untuk mempersiapkan kongres pemilihan Ketua Umum dan Anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015.

Kongres KPPN yang dipimpin oleh Sekretaris Umum Pengprov Papua, Usman Pakubun, tersebut akhirnya memilih tujuh anggota KP lewat voting. Sedangkan tiga anggota KBP terpilih secara aklamasi. Dari 78 peserta yang mengajukan calon, 74 dinyatakan sah. Sementara empat lagi dinyatakan tidak sah.

Ketua Umum Persisam Samarinda, Harbiansyah Hanafi, terpilih menjadi Ketua KP. Sedangkan Wakil Ketua adalah Wisnu Wardana yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Persebaya.

Sekretaris KP dipercayakan kepada Sekretaris Umum Pengprov PSSI Jambi, Hadiyandra. Empat anggota KP versi KPPN adalah Dirk Soplanit, Mohammad Yasin, Usman Pakubun, dan Erizal Anwar. Cadangan anggota KP adalah Agus Santoso, Sukawi Sutarip, dan Lamber Tukan.

Untuk KBP, yang terpilih adalah Ahmad Riyadh selaku Ketua, Umuh Muchtar selaku Wakil Ketua dan Rio Dinamore sebagai anggota. Cadangan pengganti anggota KBP adalah Dr. Muhdar dan Abdullah Palla.

Hingga saat ini Kongres versi KPPN masih berlangsung. KPPN juga berencana melaporkan hasil kongres mereka kepada FIFA.


Awal kisruh
Kisruh bermula saat pembukaan Kongres PSSI hingga pukul 20.15 WIB tak kunjung dimulai. Padahal, dalam jadwal disebutkan akan dimulai pukul 19.00 WIB. Akhirnya, peserta Kongres yang tergabung dalam KPPN mendobrak pintu. Mereka lalu beramai-ramai masuk ke ruang sidang sembari berteriak-teriak "Nurdin diktator", "kami punya hak suara", dan lainnya.

Setelah mereka berada di ruang sidang, pengurus pusat PSSI tak juga masuk ruangan. Kongres tak kunjung dibuka. Akhirnya, peserta yang sudah masuk berinisiatif menunjuk lima wakil untuk memimpin sidang. Mereka yang ditunjuk adalah Yusuf Nusi dari Persisam, Umuh Muchtar dari Persib, Lambertus dari NTT, dan Nazarudin dari Aceh.
Kelima pimpinan sidang lalu menyatakan sidang diskor 30 menit guna mengkomunikasikan pembukaan sidang dengan pengurus pusat PSSI. Beberapa menit kemudian, perwakilan Komite Eksekutif PSSI, Brigjen Bernard Limbong, menyatakan pengurus pusat PSSI menyerahkan pembukaan sidang kepada peserta Kongres yang merupakan pemilik suara yang sah. Pada pukul 21.00 WIB sidang dibuka dengan dihadiri 78 orang yang tergabung dalam KPPN.
Kongres PSSI untuk memilih anggota Komite Pemilihan dan Komite Banding di Hotel Premiere, Pekanbaru, Riau, ricuh saat akan dimulai pada Sabtu, 26 Maret 2011. Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) mengambil alih jalannya Kongres. Pengurus pusat PSSI memutuskan membatalkannya.

Anggota Komite Asosiasi FIFA Frank van Hattum dan Sekjen AFC Sekjen Alex Soosay batal meninjau kongres dan langsung kembali terbang ke Jakarta.

Read More..